Monday, July 11

misteraans

Kisah Nabi Shaleh AS dan Kaum Tsamud

KEKAYAAN KAUM TSAMUD
QS. Huud: 61, Al-Fajr: 9, Al-A'raaf: 74

Tsamud merupakan nama suku yang sangat kaya raya. Mereka mendiami suatu dataran bernama Al-Hijr yang terletak antara Hijaz dan Syam. Daerah tersebut pada zaman sebelumnya merupakan daerah jajahan suku 'Ad.
Kemakmuran dan kekayaan alam yang sebelumnya dimiliki dan dinikmati kaum 'Ad kemudian diwaiisi pada kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur memberikan hasil pertanian yang berlimpah. Binatang-binatang ternak berkembang biak dengan mudah. Kebun-kebun bunga yang indah tamr4 menyedapkan pandangan mata. Bangunan-bangunan rumah didirikan di atas tanah¬tanah datar dan dipahat dari gunung. Semua itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia.
Kaum Tsamud tidak mengenal Allah. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah. Mereka rajin memberikan kurban kepada berhala-berhala tersebut. Mereka juga meminta perlindungan dari segala musibah kepada berhala-berhala yang tak berdaya itu. Padahal, mereka tahu bahwa berhala-berhala tadi hanyalah patung yang tak mampu memberi manfaat apa-apa. Namun, tetap saja pikiran mereka berada dalam kegelapan.
Harus ada seseorang yang menyadarkan kekeliruan mereka. Allah pun mengutus seorang Nabi untuk menteri petunjuk. Nabi itu akan memberikan penerangan dan tuntunan agar mereka keluar dari jalan yang sesat. Maka, Allah pun mengutus Nabi Saleh. Nabi Saleh merupakan bagian dari golongan kaum Tsamud. Dia berasal dari keluarga terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Dia terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati, dan ramah dalam pergaulan.
Nabi Saleh memperkenalkan Sang Pencipta alam semesta ini kepada kaumnya. Allah-lah yang telah menciptakan tanah-tanah subur yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhan mereka. Allah jugalah yang menciptakan binatang-binatang ternak yang dapat mereka manfaatkan. Allah-lah yang seharusnya mereka sembah, bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung.
Nabi Saleh menyerukan kepada kaumnya bahwa dia adalah utusan Allah. Beliau juga menerangkan bahwa apa yang beliau ajarkan merupakan amanat Allah yang harus disampaikan kepada rnereka. Nabi Saleh berharap agar kaumnya tidak lagi menyembah berhala dan akan beriman kepada Allah.
Apa yang disampaikan Nabi Saleh merupakan hal barn bagi kaum Tsamud. Mereka tidak menyangka seruan tersebut keluar dari mulut seseorang yang berasal dan kaumnya sendiri.

"Kamu menghendaki kami meninggalkan sesembahan kami dan nenek moyang kami? Padahal itu telah menjadi bagian hidup kami sejak dulu. Kami tidak akan pernah meninggalkan semua itu karena seruanmu. Kami tidak akan mengikuti ajakanmu itu. Kami tidak mempercayai ucapanmu dan kenabianmu."

Nabi Saleh tetap berusaha menyadarkan kaumnya yang keras kepala. Beliau ingin kaumnya beriman kepada Allah yang telah memberi karunia dan rezeki yang banyak kepada mereka. Nabi Saleh menceritakan kisah-kisah kaum yang mendapat peringatan dan Allah karena mereka berkeras hati tidak mau mendengar ajaran kebenaran. Nabi Saleh pun berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berbicara jujur. Aku sama sekali tidak mengharapkan upah dari kalian."
"Lalu, apa tujuanmu mengatakan semua ini kepada kami?" tanya salah seorang dari kaumnya.
"Aku hanya menyampaikan amanat dari Allah. Aku hanya menyampaikan cinta kasih Allah kepada kalian karena aku sendiri merupakan bagian dari kalian."
Akhirnya dengan usaha keras, Nabi Saleh mendapatkan pengikut. Pengikut Nabi Saleh merupakan sekelompok kecil kaum Tsamud yang miskin. Walaupun begitu, hati mereka telah terbuka untuk menerima kebenaran dari Allah. Sementara itu, golongan orang-orang kaya tetap tidak mau beriman. Mereka tetap bersikap sombong dan keras kepala.
Kaum Nabi Sale1-1, berkata, "Wahai Saleh, kami kira kamu telah terkena sihir sehingga kamu menjadi gila. Kata-katamu tidak masuk akal dan tidak dapat kami pahami. Kamu mengaku bahwa kamu telah diutus Tuhanmu sebagai Nabi dan Rasul. Apa kelebihanmu dibandingkan dengan kami sehingga kamu dipilih menjadi Nabi. Padahal, masih banyak yang lebih pandai di antara kami yang bisa menjadi Nabi," ucap kaumnya yang lain.
"Kami tahu tujuanmu untuk mengejar kedudukan. Kamu ingin diangkat menjadi pemimpin kaum ini. Hentikan usahamu menyiarkan agama baru. Kami tidak akan mengikuti ajakanmu atau meninggalkan jalan yang telah kami tempuh selama ini," ucap kaumnya.
Nabi Saleh menjawab, "Aku telah berulang kali mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan imbalan atas usahaku memberi tuntunan kepada kalian. Aku tidak mengharapkan upah. Yang kulakukan hanya atas perintah Allah dan aku mengharapkan balasan dari Allah. Aku tidak dapat menelantarkan tugas dan amanat dari Allah. Jangan sekali-sekali kalian berharap aku akan melanggar perintah Allah dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya untuk menyembah nenek moyang kalian."
Walaupun kaumnya tidak mau mendengarkan, Nabi Saleh tetap giat melakukan dakwah terhadap kalangan rakyat kebanyakan. Hal ini membuat para pembesar kaum Tsamud marah. Mereka menantang Nabi Saleh untuk membuktikan mukjizat dalam bentuk Benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

UNTA DARI BATU GUNUNG
QS. Huud: 64-68

Nabi Saleh sadar bahwa kaumnya memberi tantangan kepadanya untuk menghilangkan pengaruhnya di hadapan para pengikutnya. Bila dia gagal memenuhi tantangan itu, para pembesar kaumnya akan menganggapnya sebagai
pembohong. Namun sebaliknya, bila Nabi Saleh bisa memenuhi tantangan mereka, dia akan meminta kaumnya untuk percaya kepadanya dan meninggalkan agama mereka. Nabi Saleh akan meminta mereka menyembah Allah.
Pada hari yang sudah disepakati, Nabi Saleh berdiri di hadapan kaum Tsamud. Para pemuka kaum Tsamud diam memperhatikan tingkah laku Nabi Saleh. Mereka berharap Nabi Saleh gagal memenuhi tantangan mereka.

"Saleh, cepat tampilkan tanda kenabianmu!" seru seorang pemuka kaum Tsamud. "Apa yang kalian inginkan?" tanya Nabi Saleh.
"Kami ingin sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami menghendaki tanda kebesaran dari Allah atas kenabianmu."
"Apa yang kalian inginkan?" Nabi Saleh bertanya lagi dengan nada sabar.
"Ini gunung yang terdekat. Mengapa gunung ini tidak bisa melahirkan unta? Mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah agar membelah batu gunung ini dan mengeluarkan seekor unta dan dalamnya?"
"Apakah jika kulakuan hal itu kalian akan percaya bahwa aku adalah utusan Allah?" "Ya, saat ini pula kami akan membenarkanmu."
"Kalian meminta sesuatu yang luar biasa," ucap Nabi Saleh.
"Akuilah bila kamu memang tidak mampu," mereka mendesak.
"Kalian ini berlaku seperti anak kecil yang meminta mainan yang menyilaukan," ucap Nabi Saleh lagi.
"Hai Saleh, bila kamu mengaku sebagai utusan Allah, maka adalah hak kami untuk memintamu memberikan bukti atas pengakuanmu."
"Aku hanya kiawatir jika kuturuti kemauan kalian, lalu kalian akan mengingkarinya. Allah akan menurunkan hukuman bila kalian berdusta."
"Kami tidak mungkin berlaku demikian. Kami berjanji kepadamu kami akan mempercayai tanda kenabianmu dan kami tidak akan ingkar janji."
"Kalian berjanji?" Nabi Saleh bertanya sekali lagi.
"Kami semua berjanji."
Nabi Saleh diam dan memejamkan mata. Tangailnya terangkat memohon mukjizat dan Allah. Dengan sepenuh hati, Nabi Saleh berdoa agar mukjizat itu dapat membuktikan kebenaran ucapannya. Beliau memohon agar Allah menciptakan seekor unta betina dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi gunung yang mereka tunjuk.
Tak lama kemudian, keluarlah seekor unta betina dari dalam batu cadas. Kaum Tsamud kaget melihat apa yang mereka minta sudah ada di depan mata. Mereka mengangguk-anggukkan kepala dan mengakui bahwa Saleh adalah utusan Allah. Mereka berjanji akan menerima ajakan beliau untuk menyembah Allah.
Janganlah kalian sakiti unta ini. Bila kalian melanggar, Allah dapat menurunkan hukuman¬Nya," ujar Nabi Saleh memperingatkan.
Mereka berjanji tidak akan berbuat buruk terhadap unta itu. Kaum Tsamud pun berlalu dan Nabi Saleh pun pergi.

Ketika orang-orang bangun pada keesokan harinya, mereka Iangsung mengelilingi si unta. Si unta betina menjadi pusat perhatian Kaum Tsamud. Mereka kagum dengan unta yang keluar dari batu gunung itu.
Unta betina tadi berkeliaran di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Unta itu pun minum dengan bebas di tempat minum unta yang telah disediakan.

SUSU UNTA BETINA
QS. Asy-Syu'araa': 155-159

pada hari ketiga kehadirannya, unta betina itu melahirkan. Si unta pun mulai menyusui anaknya. Ternyata Kaum Tsamud juga ingin mencicipi susunya. Mereka mendatangi Nabi Saleh dan menceritakan tentang anak unta yang dilahirkan dan susu yang keluar
dari si unta.
"Kami juga ingin menikmati susu unta betina itu. Mungkin air susunya dapat memberi berkah kepada kami."
Nabi Saleh mengatakan bahwa mereka boleh meminum susu unta betina itu, namun tetap ada peraturannya. "Kalian sediakan air segar agar unta itu bisa minum, bare kalian bisa meminum susunya. Pada hari kedua, kalian minum air biasa dan biarkan unta itu menyusui anaknya. Begitu seterusnya."
Mereka menyepakati ketentuan dari Nabi Saleh. Seterusnya, unta betina itu memenuhi kebutuhan susu bagi kaum Tsamud. Namun, ternyata para pemuka kaum Tsamud tetap tidak mau men§`akui Vbenaran Nabi Saleh. Mereka kesal karena sekarang jumlah pengikut Nabi Saleh kian bertambah. Mereka mencoba menghasut para pemilik ternak dan pemilik ladang supaya membenci unta Nabi Saleh yang telah memakan rumput mereka.


KAUM TSAMUD MEMBUNUH UNTA
para pemuka kaum Tsamud mengadakan persekongkolan. Mereka mengatur rencana untuk membunuh unta Nabi Saleh.
Namun, di hati mereka tetap terbersit rasa takut akan
datangnya hukuman dari Allah. Di tengah keraguan tersebut, seorang wanita bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerahkan
dirinya kepada siapa saja yang berhasil membunuh unta Nabi Saleh. Ada juga seorang wanita yang menawarkan putri-putrinya yang cantik bagi siapa pun yang bisa membunuh unta itu.
Dua jenis hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu, ditambah hasutan dari pemuka kaum Tsamud membuat dua orang laki-laki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif bersedia membunuh unta Nabi Saleh. Mereka segera bersiap-siap akan membunuh unta itu untuk mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan.

Kedua laki-laki itu dibantu oleh tujuh pria. Mereka bersembunyi di tempat yang biasa dilalui si unta ketika akan pergi ke tempat minumnya. Mereka menunggu dengan perasaan gelisah, takut rencana mereka akan gagal. Tak lama, suara langkah si unta mulai terdengar pelan. Ketika unta itu lewat di hadapan mereka, Mushadda' segera mengacungkan panahnya. Anak panah meluncur dari busurnya dan mengenai betis si unta. Kemudian Gudar segera keluar dan menikamkan pedangnya di perut unta tersebut.
Setelah itu, mereka menyembelih unta tadi.
Dengan bangganya, kesembilan orang itu lalu pergi ke
kota untuk menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh.
mereka mendapat sambutan meriah dan teriakan kegembiraan dari orang¬orang yang tidak beriman.
Mereka berkata kepada Nabi Saleh, "Wahai Saleh, untamu telah mati terbunuh. Coba datangkan ancaman yang telah kamu ucapkan,
jika kamu termasuk orang yang jujur." Nabi Saleh menjawab,
"Aku telah memperingatkan kalian bahwa Allah akan
menurunkan hukuman-Nya atas kalian jika kalian mengganggu
unta itu. Peringatan yang telah Allah janjikan akan datang."
Nabi Saleh memberi waktu tiga hari kepada kaumnya
untuk bertobat. Namun, mereka malah mengejek Nabi
Saleh dan menantang datangnya siksa Allah.

Nabi Saleh kembali memberi peringatan dengan memberitahu kepada kaumnya tentang hukuman yang dapat menimpa mereka.
"Wahai kaumku, ingatlah perkataanku! Bila kalian tidak bertobat kepada Allah, maka siksa Allah akan datang selama empat hari. Pada hari pertama, saat kalian bangun dan tidur, wajah kalian akan berubah menjadi kuning dan berubah menjadi merah. Hari kedua, wajah kalian akan menjadi hitam. Hari ketiga dan keempat, azab akan datang dari Allah."
Mendengar peringatan tersebut, kesembilan orang yang telah membunuh unta Nabi Saleh segera mengadakan pertemuan penting.
"Bagaimana ini? Saleh kembali mengancam kita," ucap salah seorang dari mereka. "Kita harus membunuh Saleh pada saat dia lengah, yaitu pada malam hari." "Kita harus bersumpah melakukan ini agar kita terbebas dari Saleh."
"Baiklah kita semua setuju."
"Kita juga hams merahasiakan ini agar keluarga Saleh tidak menuntut kita." Akhirnya, mereka semua bersumpah akan membunuh Nabi Saleh secara diam-diam.
Pada malam yang telah disepakati, mereka mengendap-endap datartg ke rumah Nabi Saleh. Ketika mereka akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar di atas kepala mereka.
"BRAAAKK ...." Batu besar itu langsung menimpa mereka. Mereka bahkan tidak sempat meminta tolong.
Keesokan harinya, Nabi Saleh dengan para pengikutnya segera meninggalkan Hijr. Mereka menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina.
Kaum Tsamud yang ditinggalkan binasa. Allah mendatangkan halilintar dan gempa bumi yang dahsyat bagi mereka.

misteraans

About misteraans -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :